Tuesday, April 21, 2009
By: agussyafii
Rabu Malam lalu kami anak-anak Amalia belajar permainan peran. Dengan tema 'Bekerja di bank' anak-anak ada yang bertugas sebagai kasir, Customer Service, manager, security, Office boy dan ada nasabah yang hendak menabung. Simulasi ini menjadi menarik sebab anak-anak memerankan seolah-olah mereka terlibat aktifitas sebagai di bank. uang-uangan dari kertas telah dipersiapkan oleh anak-anak Amalia itu sendiri. Ada yang sebagai ibu bersama anak-anaknya. Ada yang berperan sebagai kakek bahkan ada yang berperan sebagai pedagang.
Dan diakhir kegiatan kami diskusi bersama, apa manfaatnya menabung dibank? bagaimana cara bekerja orang-orang di bank? apakah menyenangkan menabung dibank? diskusi menjadi meriah karena anak-anak memiliki beraneka komentar. Komentar adi sebagai kasir, Enak lo duitku banyak. terdengar suara anak-anak tertawa.
Konsep belajar di Amalia menerapkan konsep belajar Active Learning, dimana anak-anak berperan secara aktif dalam proses belajar. Dua komponen utama dalam Active Learning yaitu pengalaman dan dialog.
Memberikan pengalaman melalui observasi dan praktek langsung akan lebih mudah dicerna oleh anak-anak daripada hanya duduk mendengarkan. Dari belajar bermain peran dengan tema menabung dibanklebih mendekatkan anak-anak dengan kondisi sebenarnya. Apakah dengan bermain peran saja cukup? belum, karena ada komponen yang tidak boleh dilupakan yaitu kesempatan bagi anak-anak untuk berdiskusi dari kegiatan yang telah dilakukan.
Coba simak diskusi anak-anak Amalia berikut ini,
'Jadi, apa yang kita lakukan dibank?' tanya kakak pembina.
'menabung..' jawab adi.
'enakan nabung dirumah' kata ratna.
'Tapi kan nabung di bank aman, tidak takut ada maling' kata rizki.
'Malah ayahku dibantu bank dibiayai untuk beli ruko.'kata mona.
Begitulah komentar anak-anak Amalia sebagai proses berpikir yang sedang berlangsung diskusi hangat di malam itu. penerapan Active Learning melalui pengalaman dan dialog, informasi yang kami sampaikan lebih mengena dan penerapan Active Learning juga kami gunakan pada semua kegiatan di Amalia.
---
Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki- Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Qs.Al-Baqarah: 269).
Wassalam,
agussyafii
Sumber : Milis yisc_al-azhar@yahoogroups.com
http://agussyafii. blogspot. com
Apa yang dibutuhkan Anak?
Ibu itu menjawab bahwa semua kebutuhan anaknya telah dipenuhinya. Saya katakan padanya anak membutuhkan kehadiran ibu dan ayahnya untuk memberikan rasa aman bagi anak. problem masyarakat perkotaan adalah ketika ayah dan ibunya bekerja untuk mencari nafkah, sementara anak bersama pembantu atau kerabatnya dirumah. Padahal sumber kekuatan dalam menghadapi tekanan hidup yaitu kehadiran orang tuanya.
Pada hari minggu sore kemaren Hana bermain bersama Hanif dan haikal. Ketika Hana bermain dilapangan bersama Hanif, kakinya Hana menginjak pecahan kaca, darahnya bercucuran. Istri saya berteriak. kami segera membawanya ke rumah sakit. Dirumah sakit malah terjadi adegan yang lucu. Saya disuruh keluar sama Hana. Hana bersama ibunya. Kaki Hana dijahit ada 6 jahitan. Itupun tidak ada teriakan Hana atau tangisan. Malah yang menangis saya sambil menunggu dipintu UGD.
Mengasuh anak buat saya sebuah bentuk cinta kasih tanpa syarat. Memberikan perhatian dalam kondisi apapun. Itulah yang dibutuhkan oleh seorang anak. Kehadiran orang tuanya sebuah kekuatan bagi sang anak. Dan saya menyaksikan sendiri bagaimana kuatnya Hana menahan rasa sakit dikakinya dengan enam jahit masih sempat bercanda sama mamahnya. Dipagi hari Hana terbagun, tiduran disamping saya sambil mengatakan, 'Hana sudah sembuh yah.' Tak kuasa air mata saya mengalir mendengar ucapan Hana.
---
Rasulullah pernah mengecup Hasan bin Ali (cucu beliau), sedangkan di sampingnya duduk Aqra' bin Habis at-Tamimi. Lalu Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun aku tidak pernah mengecup salah seorang pun dari mereka.' Kemudian Rasulullah memandang kepadanya seraya bersabda, 'Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.' (HR al-Bukhari dan Muslim).
Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii. blogspot. com atau sms 087 8777 12431
Thursday, April 16, 2009
another RPP
[PRANIKAH] Saat Bingung Memilih Pasangan
- pilihlah karena agamanya,
- kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya,
- letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat,
- sholat istikhorah untuk mohon petunjuk kepada Allah juga patut dilakukan,
- apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada Allah SWT akan keputusan-Nya, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah,
- dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan (*smile*), karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.
Monday, April 13, 2009
Cinta & Perkawinan
Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta."
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya."
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan...
tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Friday, April 10, 2009
Mengembalikan folder yang hilang akibat virus berekstensi .scr
Bukan rahasia lagi bila Microsoft Windows merupakan operating system (OS) yang sangat rentan terhadap serangan virus. tak ayal lagi banyak user yang senantiasa membentengi OS Windows-nya menggunakan anti virus yang senantiasa di update secara berkala. Namun, terkadang saat kita melakukan scaning pada komputer yang terinveksi, virus tersebut dapat kita hill atau di bersihkan, hanya saja folder yang terinveksi tersebut juga ikut hilang. gawatnya lagi kasus semacam ini terjadi tidak hanya pada local harddisck, tapi dapat terjadi pula pada removable disck, semisal portable harddisk, flash disk, ataupun memory card. biasanya jika terjadi kasus semacam ini, user akan mencoba mencari folder yang hilang tersebut dengan cara sebagai berikut:
- pada windows explorer masuk kedalam menu Tools , kemudian click pada sub menu folder option . untuk shortcut-nya dapat menggunakan ALT+T kemudian tekan tombol O .
- Masuk pada tab view dengan cara langsung meng-click atau menekan CLTR+TAB sebanyak satu kali untuk berpindah dari tab general ke tab view.
- Kemudian berikan chek list pada show hidden file and folder . lalu click OK .
- read-only file attribute
- Archive file attribute
- System File Attribut
- Hidden File Attribut
Adapun tahapan untuk mengembalikan folder yang hilang menggunakan command promt adalah sebagai berikut :
- Masuk kedalam menu Start kemudian pilih RUN .
- Maka akan terbuka jendela RUN, lalu ketikkan kata cmd kemudian tekan enter .
- Setelah jendela command promt terbuka, kemudian ketikan attrib /? Untuk mengetahui beberapa perintah pada properties attribute melalui command prompt.
- Selanjutnya pada prompt tersebut akan muncul sederatan kalimat yang menjelaskan tentang attribute seperti :Tanda (+) untuk sets an attribute.
- Tanda (– ) untuk Clears an attribute.
- Huruf R untuk read-only file attribute.
- Huruf A untuk Archive file attribute.
- Huruf S untuk System file attribute.
- Huruf H untuk Hidden file attribute.
- /S untuk proses penyamaan file di dalam folder sebelumnya dan semua subfolder yang ada di komputer.
- /D untuk proses yang akan dilakukan terhadap folder itu sendiri.
- Kembali kepembahasan awal, untuk kasus Folder yang hilang tersebut, maka perintah yang kita ketikkan pada command prompt ini adalah :
- Ketikkan C:> atau D:> atau drive tempat folder yang hilang , kemudian tekan enter .
- Kemudian ketikan attrib –s –h *.* /S /D
- Langkah terakhir adalah keluar dari jendela command promt kemudian refresh komputer, (shortcut F5 ).
Sekarang perhatikan perubahan yang terjadi pada komputer, folder yang hilang telah ditampilkan kembali. Jadi tidak perlu khawatir lagi dengan folder yang hilang karena terserang virus berekstensi *.scr.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Ayah, Bolehkah Berpacaran?
Author: Tontowy Djauhari Hamzah (hamzahtd@indo.net.id)
Sumber: Alhikmahdotcom
*************************************************************************************
Mungkin ada diantara kita selaku orangtua yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan psikoseksual remaja. Kita 'malu' menyampaikan kebenaran, padahal itu adalah kewajiban kita untuk menyampaikannya dan hak mereka untuk mengetahuinya. 'Ayah, bolehkah berpacaran?' mungkin salah satu pertanyaan yang lambat laun akan menyergap kita. Salah satu jawaban yang cerdas, memuaskan dan tepat, mungkin dapat kita simak dari artikel di bawah ini. Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita, yaitu pendidikan yang baik dan adab yang mulia.
*************************************************************************************
Seorang ayah, bila ia mempunyai putra yang beranjak remaja, lambat atau cepat ia akan disergap oleh pertanyaan seperti ini: 'Ayah, bolehkah berpacaran?' Pengertian berpacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan, berkasih-kasihan.
Sebagai Ayah yang baik, kita sudah seharusnya sejak jauh hari berusaha menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Namun seringkali kita tidak siap dengan jawaban ketika pertanyaan tadi terlontar dari mulut anak kita. Seorang ayah mempunyai posisi strategis. Ayah tidak saja menjadi pemimpin bagi keluarganya, seorang ayah juga seharusnya bisa menjadi teman bagi anak-anaknya, menjadi narasumber dan guru bagi anak-anaknya.
'Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yang lebih baik dari pada (pendidikan) yang baik dan adab yang mulia.' (HR At-Tirmidzy)
'Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan ...' Ibnu Qayyim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertangungjawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka. (HR Muslim).
Ada sebuah contoh yang datangnya dari keluarga Pak Syamsi. Ketika Iwan anak remajanya bertanya soal berpacaran, Pak Syamsi yang memang sudah sejak lama mempersiapkan diri, dengan santai memberikan jawaban seperti ini: 'Boleh nak, sejauh berpacaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang terjadi antara Ayah dan Bunda' Pak Syamsi menjelaskan kepada Iwan, bahwa berpacaran adalah menjalin tali kasih, menjalin kasih sayang, dengan lawan jenis, untuk saling kenal-mengenal, untuk sama-sama memahami kebesaran Allah di balik tumbuhnya rasa kasih dan sayang itu. Oleh karena itu, berpacaran adalah ibadah. Dan sebagai ibadah, berpacaran haruslah dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah, yaitu di dalam lembaga perkawinan.
Di dalam sebuah Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya.' 'Di luar ketentuan tadi, maka yang sesungguhnya terjadi adalah perbuatan mendekati zina, suatu perbuatan keji dan terkutuk yang diharamkan ajaran Islam (Qs. 17:32).
Allah SWT telah mengharamkan zina dan hal-hal yang bertendensi ke arah itu, termasuk berupa kata-kata (yang merangsang), berupa perbuatan-perbuatan tertentu (seperti membelai dan sebagainya).' Demikian penjelasan Pak Syamsi kepada Iwan anak remajanya.
"DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, ANANDA BISA BERPACARAN DENGAN BEBAS DAN TENANG, BISA SALING MEMEMBELAI DAN MENGASIHI, BAHKAN LEBIH JAUH DARI ITU, YANG SEMULA HARAM MENJADI HALAL SETELAH MENIKAH, YANG SEMULA DIHARAMKAN TIBA-TIBA MENJADI HAK BAGI SUAMI ATAU ISTRI YANG APABILA DITUNAIKAN DENGAN IKHLAS KEPADA ALLAH AKAN MENDATANGKAN PAHALA." Demikian penjelasan pak Syamsi kepada Iwan.
"Namun jangan lupa, sambung pak Syamsi,
"ISLAM MENGAJARKAN DUA HAL YAITU MEMENUHI HAK DAN KEWAJIBAN SECARA SEIMBANG. DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, KITA TIDAK SAJA BISA MENDAPATKAN HAK-HAK KITA SEBAGAI SUAMI ATAU ISTERI, NAMUN JUGA DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN, MENAFKAHI DENGAN LAYAK, MEMBERI TEMPAT BERNAUNG YANG LAYAK, DAN YANG TERPENTING ADALAH MEMBERI PENDIDIKAN YANG LAYAK BAGI ANAK-ANAK KELAK..."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Seorang yang membina anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha' ... (HR At-Tirmidzy).
"Nah, apabila ananda sudah merasa mampu memenuhi kedua hal tadi, yaitu hak dan kewajiban yang seimbang, maka segeralah susun sebuah rencana berpacaran yang baik di dalam sebuah lembaga perkawinan yang dicontohkan Rasulullah..." Demikian imbuh pak Syamsi.
Seringkali kita sebagai orangtua tidak mampu bersikap tegas di dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang sangat berhubungan dengan perkembangan psikoseksual remaja. Seringkali kita 'malu' menyampaikan kebenaran yang merupakan kewajiban kita untuk menyampaikannya, sekaligus merupakan hak anak untuk mengetahuinya. Sebagai anak, seorang Iwan memang harus mempunyai tempat yang cukup layak untuk menumpahkan aneka pertanyaannya. Sebagai lelaki muda, yang ia butuhkan adalah sosok ayah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cerdas, memuaskan, dan tepat. Seorang ayah yang mampu menjawab pertanyaanbukan dengan marah-marah. Berapa banyak remaja seperti Iwan diantara kita yang tidak punya tempat bertanya yang cukup layak?
Bagi seorang Iwan, sebagaimana dia melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya, berpacaran adalah memadu kasih diantara dua jenis kelamin yang berbeda, sebuah ajang penjajagan, saling kenal diantara dua jenis kelamin berbeda, antara remaja putra dengan remaja putri, yang belum tentu bermuara ke dalam lembaga perkawinan. Hampir tak ada seorang pun remaja seperti Iwan yang mau menyadari, bahwa perilaku seperti itu adalah upaya-upaya mendekati zina, bahkan zina itu sendiri!
Celakanya, hanya sedikit saja diantara orangtua yang mau bersikap tegas terhadap perilaku seperti ini. Bahkan, seringkali sebagian dari orangtua kita justru merasa malu jika anaknya yang sudah menginjak usia remaja belum juga punya pacar. Sebaliknya, begitu banyak orangtua yang merasa bangga jika mengetahui anaknya sudah punya pacar. 'Berapa banyak kejahatan yang telah kita buat secara terang-terangan ...?'
Di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis untuk kelak menjadi pacar. Di stasiun teve lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, antara lain dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai "pejuang." Dan bahkan para "pejuang" ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para "pejuang" ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka.
Makna pejuang telah bergeser jauh dari tempatnya semula. Seseorang yang melakukan perbuatan mendekati zina disebut "pejuang." Hampir tidak pernah kita mendengar ada seorang pelajar yang berprestasi disebut pejuang. Jarang kita dengar seorang atlet berprestasi disebut pejuang.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Thursday, April 09, 2009
Istimewanya Wanita
kaum feminis bilang susah jadi wanita ISLAM, lihat saja peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kpd suaminya tetapi suami tak perlu taat pd isterinya.
7. talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dlm beribadat karena masalah haid dan nifas yg tak ada pada lelaki.
Benda yg mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yg teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?
Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 org lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
Wednesday, April 08, 2009
B U A T B E L A I A N J I W A
Sebelum mentari ini pergi meninggalkan dunianya
Kembalilah pulang pada bingkai kehidupan semula.
Teriakan penjaga malam berhembus dalam keheningan-sepi
Menciptakan keheningan tempat naungan jiwa.
Jangan pernah memberi sekerat roti pada tubuh,
Karena sebentar saja ia dinikmati lalu selesai.
Tetapi berilah setetes cinta pada jiwa
Memantulkan cahaya menerangi perjalan hidup.
Berjalanlah dengan kaki-kaki jiwa sendiri.
Janganlah meminta penerang dalam kegelapan kecuali ia sendiri
menyibaknya,
Sebab dalam kegelapan akan dibisikan nilai-nilai
Makna hidup tempat tambatan hati.
Jangan pernah kau tolak pemberian orang,
Karena engkau akan menolak Sang Pemberi sendiri.
Terimalah hidup seperti yang digariskan Sang Hidup
tetapi janganlah minimalis dalam mencari arti kehidupan.
Berilah dengan hatimu, jangan dengan tubuhmu,
Karena tubuh hanya sementara saja dinikmati.
Berilah ruang kosong pada relung jiwamu,
Kenisah suci tempat menyimpan harta Abadi.
Bentengilah dirimu dengan pengetahuan suci, jangan dengan egomu,
Karena ego menghambat pencarian nilai Ilahi.
Bukalah tabir hatimu untuk mengkap rintihan jiwa-jiwa,
karena dalamnya ditemukan hidup Sang Hidup. ***
II
Pada bibirmu kau ucapkan cintamu
Lalu sebentar kau lumatkan kembali dalam murka.
Mengapa harus kau ucapkan kata I Love You
Sementara hatimu kokoh terpagar oleh ego sempitmu
Kumaafkan kau dengan hati, bukan dengan bibir,
Karena bibir hanya pandai untuk berkata-kata
Tetapi hati adalah jiwa cinta
Madu kehidupan, obat persahabatan. ***
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
6 Karakteristik Kepribadian Seorang Ayah Idaman
Suatu pagi, saya terperanjat ketika melihat cara putriku memakai sepatunya. Ia langsung memasukkan kakinya ke dalam sepatu tanpa melepas talinya. Rupanya selama ini ia memperhatikan bagaimana cara saya memakai sepatu. Karena malas membuka simpul tali sepatu, sering kali saya langsung memakainya tanpa membuka dan mengikat simpul tali sepatu. Saya berusaha melarangnya dengan memberikan penjelasan bahwa cara memakai sepatu seperti itu bisa mengakibatkan sepatu cepat rusak. Namun hasilnya nihil.
Ini merupakan satu CONTOH NYATA BAHWA ANAK, TERUTAMA PADA USIA DINI MUDAH SEKALI MENCONTOH ORANGTUANYA. TIDAK PEDULI APAKAH ITU BENAR ATAU SALAH. Nasehat kita tidak ada manfaatnya, jika kita tetap melakukan apa yang kita larang.
Apakah kita sudah memberikan teladan yang terbaik kepada anak-anak kita?
Apakah kita lebih sering nonton TV dibandingkan membaca Al-Quran atau buku lain yang bermanfaat? Apakah kita lebih sering makan sambil jalan dan berdiri dibandingkan sambil duduk dengan membaca Basmallah?
Apakah kita sholat terlambat dengan tergesa-gesa dibandingkan sholat tepat waktu?
Apakah bacaan surat kita itu-itu saja?
Allah SWT berfirman dalam surat Ash-Shaff 61:2-3: "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. "
Allah SWT juga mengingatkan untuk tidak bertingkah laku seperti Bani Israil dalam firmanNya dalam surat Al-Baqoroh 2:44, "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?"
2. KASIH SAYANG DAN CINTA KEHANGATAN, KELEMBUTAN, dan KASIH SAYANG YANG TULUS MERUPAKAN DASAR PENTING BAGI PENDIDIKAN ANAK.
Anak-anak usia dini tidak tahu apa namanya, tapi DENGAN FITRAHNYA MEREKA BISA MERASAKANNYA. Lihatnya bagaimana riangnya sorot mata dan gerakan tangan serta kaki seorang bayi ketika ibunya akan mendekap dan menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Bayi kecil pun sudah mampu menangkap raut wajah yang selalu memberikan kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang dengan tulus, apalagi mereka yang sudah lebih besar.
Rasulullah SAW pada banyak hadits digambarkan sebagai sosok ayah, paman, atau kakek yang menyayangi dan mengungkapkan kasih sayangnya yang tulus ikhlas kepada anak-anak. Sebuah kisah yang menarik yang diceritakan oleh al-Haitsami dalam Majma'uz Zawa'id dari Abu Laila.
Dia berkata: "Aku sedang berada di dekat Rasulullah SAW. Pada saat itu aku melihat al-Hasan dan al-Husein sedang digendong beliau. Salah seorang diantara keduanya kencing di dada dan perut beliau.
Air kencingnya mengucur, lalu aku mendekati beliau. Rasulullah SAW bersabda, 'Biarkan kedua anakku,
jangan kau ganggu mereka sampai ia selesai melepaskan hajatnya.' Kemudian Rasulullah SAW membawakan air." Dalam riwayat lain dikatakan, 'Jangan membuatnya tergesa-gesa melepaskan hajatnya.'
Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita ungkapkan kecintaan kita yang tulus kepada anak-anak kita hari ini?
3. ADIL
Siapa yang belum pernah dengar kata sibling rivalrydan favoritism? Jika belum dengar, maka ketahuilah! Siapa tahu kita termasuk orang yang telah melakukannya. SERINGKALI KITA TERJEBAK OLEH PERASAAN
KITA SEHINGGA KITA TIDAK BERLAKU ADIL, misalnya karena anak kita yang satu lebih penurut dibandingkan anak yang lain atau karena kita lebih suka anak perempuan daripada anak laki-laki dll.
Rasulullah SAW bersabda: "Berlaku adillah kamu di antara anak-anakmu dalam pemberian." (HR Bukhari)
Masalah keadilan ini dikedepankan untuk mencegah timbulnya kedengkian diantara saudara. Para ahli peneliti pendidikan anak berkesimpulan bahwa FAKTOR PALING DOMINAN YANG MENIMBULKAN RASA HASAD/DENGKI DALAM DIRI ANAK ADALAH ADANYA PENGUTAMAAN SAUDARA YANG SATU DI ANTARA SAUDARA YANG LAINNYA.
Anak sangat peka terhadap perubahan perilaku terhadap dirinya. Jika kita lepas kontrol, sesegera mungkin untuk memperbaiki, karena anak yang diperlakukan tidak adil bisa menempuh jalan permusuhan dengan saudaranya atau mengasingkan diri (menutup diri dan rendah diri).
4. PERGAULAN DAN KOMUNIKASI
Seringkali kita berada dalam satu ruangan dengan anak-anak, tapi kita tidak bergaul dan berkomunikasi dengan mereka. Kita asyiik membaca koran, mereka asyiik main video game, atau nonton TV. Banyak hadits yang menggambarkan bagaimana kedekatan pergaulan Rasulullah SAW dengan anak-anak dan remaja. Beliau bercanda dan bermain dengan mereka.
Bagaimana dengan kita yang sudah sibuk kuliah sambil bekerja plus 'ngurusin' IMSA (**smile**)? Mana ada waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak? Sebenarnya ada waktu, jika kita mengetahui strateginya. Misalnya, sewaktu menemani anak bermain CD pendidikan di komputer, kita bisa menjelaskan cara mengerjakan/bermainnya, lalu memberi contoh sebentar, lantas bisa kita tinggalkan. Begitu pula dengan buku bacaan dan permainan lainnya.
Repotnya ada sebagian ayah yang tidak mau berkumpul dengan anak-anak, terutama yang menjelang dewasa karena takut kehilangan wibawa atau kharismanya. Ini pandangan yang keliru. Yang lebih tepat adalah KITA JAGA KESEIMBANGAN, ARTINYA TIDAK BOLEH TERLALU KAKU DALAM MEMEGANG KEKUASAAN DAN KHARISMA, TETAPI JUGA TIDAK BOLEH TERLALU LONGGAR.
5. BIJAKSANA DALAM MEMBIMBING
Rasulullah SAW bersabda: "... Binasalah orang-orang yang berlebihan ..." (HR Muslim).
Jadi METODA YANG PALING BIJAKSANA DALAM MENDIDIK DAN MENGARAHKAN ANAK ADALAH YANG KONSISTEN DAN PERTENGAHAN (SEIMBANG),
yakni tidak membebaskan anak sebebas bebasnya dan tidak mengekangnya; jangan terlalu sering menyanjung, namun juga jangan terlalu sering mencelanya.
Bila ayah memerintahkan sesuatu kepada anaknya, hendaknya ayah melakukannya dengan hikmah, penuh kasih sayang, dan tidak lupa membumbuinya dengan canda seperlunya. Jelaskan hikmah dan manfaatnya, sehingga anak termotivasi untuk melakukannya. Jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi anak dalam melaksanakan perintah atau aturan tersebut.
Imam Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwa MELATIH PRIBADI PERLU KELEMBUTAN, TAHAPAN DARI KONDISI YANG SATU KE KONDISI YANG LAIN, TIDAK MENERAPKAN KEKERASAN, DAN BERPEGANG PADA PRINSIP PERCAMPURAN ANTARA RAYUAN DAN ANCAMAN.
6. BERDOA
Para nabi SELALU BERDOA DAN MEMOHON PERTOLONGAN ALLAH UNTUK KEBAIKAN ALLAH UNTUK KEBAIKAN KETURUNANNYA. "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." (Ibrahim:35)
"Segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (Ibrahim:39-40)
Author: Rudy Himawan
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,